Untuk anak-anakku

Sudah dua hari ini saya mendapatkan pencerahan melalui makan siang. Maksud saya bukan setelah maksi trus jadi muka jadi cerah..hehehe..*abis nahan lapar trus keisi,kenyang booo...bukan juga cerah karena di traktir..Naa...untuk yang satu ini tetep ngarep mode on judulnya ;p

Balik ke soal pencerahan tadi, selama ini jam turun main kantor saya pergunakan hanya untuk makan siang-istirahat sejenak sambil ngobrol ga karuan. Nggosip..yaa..salah satu menu sih..masalah yang ringan sampai yang lumayan...seperti berita artis yang ga malu selingkuh sampai harga makanan di warung Bu Tien yang semakin naik.Gile..cetek amat yak..xi..xi..

Pertemuan saya dengan seorang teman menyadarkan saya, jika waktu seperti hantu..ga keliatan tau tau bisa jadi sangat menyeramkan. Betapa tidak..semakin bertambah umur, sekian lama bekerja, ternyata saya tidak punya apa-apa. Well, tentunya di luar harta saya yang paling berharga loh ya si Farell dan Darren. dan yang paling memukul kepala saya adalah saya merasa apa yang sudah saya lakukan buat mereka sepertinya belum cukup,masih kurang banyak.

Bukan hanya persiapan materi untuk pendidikan dan masa depan mereka, tapi bagaimana juga mempersiapkan mereka menjadi anak yang tangguh dan patuh. Sekarang saja dunia persaingan semakin ketat, penuh dengan orang" yang bernaluri dengki dan iri hati. Punya kemampuan belum menjamin kalau ga punya koneksi.

Pikiran saya melanglang buana kesana kemari, hingga akhirnya saya berkesimpulan. Mereka yang survive adalah orang orang tangguh yang taat beribadah dan tahan banting. Punya keahlian yang tidak 100 persen tergantung orang lain. Entah musik,melukis atau menulis.

Therefore, Always Think out of The Box and be survival.